Jumat, 06 Maret 2015

MEKANIKA TANAH I: PETA KONTUR






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bentuk permukaan bumi yang kita lihat sekarang merupakan hasil dari suatu proses geologi sebagai tenaga endogen dan pengaruh faktor cuaca sebagai tenaga eksogen yang menyebabkan batuan mengalami proses pelapukan. Dengan demikian daerah yang telah terangkat akan mengalami proses denudasi sehingga terbentuk bukit-bukit dan daratan (peneplain), proses pengangkatan dan patahan akan menimbulkan zona-zona lemah sehingga akan terbentuk lembah-lembah sungai dan penerobosan magma ke permukaan dalam bentuk kegiatan vulkanisme yang menghasilkan batuan vulkanik. Seperti yang membentuk fisiogarfi Jawa Barat yang memiliki karakteristik geologi terdiri dari pedataran alluvial, perbukitan lipatan dan gunungapi. Secara fisiografis terbagi menjadi 4 bagian (van Bemmelen, 1949), yaitu : zona Jakarta (pantai utara), zona Bogor, zona Bandung, zona pegunungan selatan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Cara menggambar Peta Kontur dengan Interval Kontur (IK) 50 meter.
2.      Menghitung Dimensi Bendungan (Skala Peta 1:25.000)
3.      Menggambar Peta Geologi pada Lokasi Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat

1.3  Tujuan
1.      Dapat menggambarkan peta kontur
2.      Dapat menghitung dimensi bendungan dengan skala tertentu
3.      Dapat menggambar peta geologi pada saat melakukan observasi tertentu




BAB II
TEORI

2.1 Pengertian Pemetaan Geologi
            Pemetaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data lapangan, yang memindahkan keadaan sesuangguhnya dilapangan (‘fakta’) keatas kertas gambar atau kedalam peta dasar yang tersedia, yaitu dengan menggambarkan penyebaran dan merekonstruksi kondisi alamiah tertentu secara meruang, yang dinyatakan dengan titik, garis, symbol dan warna.
            Pelaksanaan pekerjaan pemetaan dapat dilakukan secara langsung di lapangan dan dengan bantuan interpretasi dan analisa foto udara (‘citra’). Pengertian Pemetaan Geologi | Pemakaian Kompas dalam Pemetaan
            Skala yang dipilih, tergantung dari ketelitian dan tujuan. Berdasarkan atas ketelitian yang diinginkan harus disesuaikan dengan besar kecilnya skala, makin teliti data yang diinginkan,  makin besar skala yang dipakai, sehingga dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok peta:
·         Peta detail,
·         Peta Semi detail
·         Peta pendahuluan.
Pemetaan secara langsung di lapangan pada umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara,yaitu :
1.       Cara Pengukuran Lapangan
2.       Cara plotting pada peta dasar.
Pemetaan dengan cara Pengukuran
            Teknik pemetaan ini, didukung oleh peralatan atau pesawat ukur, yang mendeteksi, mengambil dan memindahkan data ukur kedalam daftar tabulasi dan dengan menggambarkan langsung titik, garis, bidang dan ruang dan juga data laing yang sehubungan dengan kebutuhan keatas kertas gambar. Peralatan yang sering dipakai dalam pengukuran, adalah kompas geologi, theodolite, WP, dan Plane Table.
Pemakaian Kompas dalam Pengukuran/ Pemetaan,
Cara pemetaan dengan memakai kompas, biasanya dilakukan pada daerah yang tidak meemiliki peta dasar, yang dilaksanakan pada pemetaan pendahuluan. Sebagaimana Pemetaan dengan menggunakan peralatan lainnya, maka cara pemetaan dengan menggunakan kompas geologi; adalah dengan membuat lintasan-lintasan, dimana tiap-tiap lintasan dihubungkan satu sama lain secara teratur maupun dengan random. Lintasan dapat dilakukan dengan cara membuat Polygon tertutup maupun dengan Polygon terbuka secara teratur dan tidak beraturan.
Lintasan Polygon :
Litasan polygon adalah suatu lintasan pengukuran yang dibuat berdasarkan kondisi lapangan :
Lintasan terbuka, adalah suatu pengambilan litasan pengukuran yang dimulai dari titik awal yang diikatkan dengan titik pasti dan lintasan pengukuran diakhiri dengan tidak kembali ketitik awal berupa titik akhir yang terikat dengan titik pasti maupun titik lepas.
Lintasan Tertutup, adalah suatu pengukuran, dimana titik akhir pengukuran berimpit dengan  dengan titik awal pengukuran yang terikat dengan titik pasti.
Detail pengukuran dapat dilakukan dengan membuat jarring-jaring pengukuran secara random membentuk garis sarang laba-laba, maupun dengan Grid
.
Pengukuran/ Pemetaan detail dengan cara Grid
            Pemetaan/ pengukuran detail lapangan dengan tata cara membuat grid, adalah cara pemetaan yang didahului dengan mengadakan orientasi lapangan, untuk menentukan arah memanjang dan lebar bidang tanah yang akan dipetakan, apabila bentuk bidang tanah telah diketahui melalui gambar peta sketsa, pertama-tama dibuat Base Line memanjang membagi dua bidang memanjang bidang tanah. Base line ini adalah patokan untuk membuat garis-garis berikutnya yang diperlukan dalam analisis suatu keadaan tertentu, garis-garis berikutnya dibuat sejajar dan melintang base line (disebut, cross line) dengan interval tertentu sesuai dengan akurasi kebutuhan analisis. Pengertian Pemetaan Geologi | Pemakaian Kompas dalam Pemetaan

2.2 Tahapan dalam Perencanaan Bendungan:
1. Studi kelayakan pendahuluan (Pre Feasibility Study)
2. Studi kelayakan (Feasibility Study)
3. Perencanaan teknis (Detailed Design)
4. Pelaksanaan pembangunan (Contruction)

2.3 Studi Kelayakan Pendahuluan
Pencarian informasi data perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan pada data-data yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studi kelayakan pendahuluan terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah terkumpul, selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap dan penelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan-perhitungan teknisdan ekonomis yang masih bersifat sederhana, penentuan lokasi proyek dan desain yangsederhana pula.Data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Peta-peta topografi
b. Peta-peta geologi.
c. Foto udara
d. Data klimatologie.
e. Data hidrologif.
f. Data jaringan irigasi (pengairan)
g. Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik, bangunan-bangunan lama).




BAB III
PENUTUP

1.1    Kesimpulan
Jika kita membicarakan permukaan bumi, berarti kita membicarakan segala bentuk kenampakan yang ada di permukaan bumi, baik berupa gunung, pegunungan, bukit, sungai, laut, selat, danau, kota, jalan, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk kenampakan bumi juga mempunyai ukuran yang berbeda-beda.Bentuk yang luas perlu digambar secara luas, sedangkan bentuk yang sempit digambar secara sempit.Dengan demikian, dibutuhkan adanya skala.
Demikian juga penggambaran pada bidang datar, berarti kita harus mengenal macam-macam proyeksi peta.Berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam mempelajari peta kita tidak boleh meninggalkan simbol, skala, dan proyeksi agar kita memiliki kemudahan dalam membaca dan menafsirkan peta.

1.2     Saran
Dari uraian diatas kita telah mengetahui apa yang dimaksud dengan peta dan apa saja manfaatnya bagi kehidupan kita, jadi penulis berharap kepada semua pembaca maklah ini agar dapat mengerti apa yang dimaksud dengan peta dan apa saja manfaatnya bagi kehidupan kita yang ada di muka bumi ini.




LAMPIRAN

TUGAS KELOMPOK UNTUK MAHASISWA KELAS E & F  MATA KULIAH SI-113 GEOLOGI TEKNIK 3 sks – SEMESTER GANJIL, TAHUN AJARAN 2013/2014 – ITENAS, BANDUNG

I.   TUGAS I: Menggambar Peta Kontur dengan Interval Kontur (IK) 50 meter.
1.   Buat/Kerjakan Peta Kontur pada Gambar B yg merupakan proyeksi bidang datar pada Gambar A.
2.   Caranya sebagai berikut:
a.   Hubungkan 2 (dua) titik yang berdekatan dengan sebuah garis (lihat contoh pada Gambar B);
b.   Garis tersebut saudara bagi secara proporsional, misalkan dibagi menjadi 4 atau 5, beri angka 50, 100, 150, 200, 250 dan seterusnya, yaitu mulai dari elevasi terendah sampai ke elevasi tertinggi;
c.   Kerjakan secara berulang untuk minimal 24 (dua puluh empat) pada Gambar B. Setelah selesai, kemudian hubungan dengan garis seluruh titik-titik yang memiliki ketinggian/elevasi yang sama. Misalkan dimulai untuk titik dengan elevasi/ketinggian 250 meter. Lanjutkan untuk titik-titik yang memiliki ketinggian/ elevasi lainnya, yaitu 50, 100, 150 dan 200; dan
d.   Setelah seluruh titik-titik yang memiliki ketinggian/elevasi yang sama selesai dihubungkan dengan garis, maka saudara telah membuat/menggambar Peta Kontur dengan IK 50 meter.









II. TUGAS II: Menghitung Dimensi Bendungan (Skala Peta 1:25.000).
1.   Baca elevasi kontur Gambar di bawah ini, yaitu dari elevasi 400 meter s/d 1.500 meter.
2.   Pertebal garis kontur pada elevasi 400 meter dan 500 meter di sekitar sungai Cipeles.
3.   Periksa/Perhatikan Garis/Penampang A-B sebagai Poros Rencana Bendungan: 
a.   Berapa derajat arah Garis/Penampang AB terhadap arah Utara Peta;
b.   Garis/Penampang A-B akan memotong kontur 500 m, berapa meter panjang garis A-B ?;
c.   Bila tinggi bendungan adalah 100 meter (elevasi 400 meter, sedangkan mercu bendungan 500 meter). Hitung luas penampang bendungan pada Garis A-B; dan
d.   Bila tinggi air adalah 100 meter (pada elevasi 500 meter) dari Bendungan. Hitung luas dan volume genangan rencana waduk/bendungan Cipeles ?.




III. TUGAS III: Menggambar Peta Geologi pada Lokasi Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat.
a.   Beri warna sebaran lapisan Qat, dan lapisan lainnya (no. 4 s/d 9) pada Peta Geologi;
b.   Perhatikan Garis/Penampang A-A’ (memanjang Sungai Citarum). Tentukan besarnya sudut kemiringan lapisan tanah/batuan terhadap bidang datar/horizontal pada penampang A-A’ tsb.;
c.   Berapa panjang, lebar dan tinggi (dalam meter) bendungan Jatiluhur tersebut.