BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bentuk permukaan bumi
yang kita lihat sekarang merupakan hasil dari suatu proses geologi sebagai
tenaga endogen dan pengaruh faktor cuaca sebagai tenaga eksogen yang
menyebabkan batuan mengalami proses pelapukan. Dengan demikian daerah yang
telah terangkat akan mengalami proses denudasi sehingga terbentuk bukit-bukit
dan daratan (peneplain), proses pengangkatan dan patahan akan menimbulkan
zona-zona lemah sehingga akan terbentuk lembah-lembah sungai dan penerobosan
magma ke permukaan dalam bentuk kegiatan vulkanisme yang menghasilkan batuan
vulkanik. Seperti yang membentuk fisiogarfi Jawa Barat yang memiliki
karakteristik geologi terdiri dari pedataran alluvial, perbukitan lipatan dan
gunungapi. Secara fisiografis terbagi menjadi 4 bagian (van Bemmelen, 1949),
yaitu : zona Jakarta (pantai utara), zona Bogor, zona Bandung, zona pegunungan
selatan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Cara menggambar Peta Kontur dengan
Interval Kontur (IK) 50 meter.
2.
Menghitung Dimensi Bendungan (Skala Peta
1:25.000)
3.
Menggambar Peta Geologi pada Lokasi
Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat
1.3 Tujuan
1.
Dapat menggambarkan peta kontur
2.
Dapat menghitung dimensi bendungan
dengan skala tertentu
3.
Dapat menggambar peta geologi pada saat
melakukan observasi tertentu
BAB II
TEORI
2.1
Pengertian Pemetaan Geologi
Pemetaan adalah
suatu kegiatan pengumpulan data lapangan, yang memindahkan keadaan
sesuangguhnya dilapangan (‘fakta’) keatas kertas gambar atau kedalam peta dasar
yang tersedia, yaitu dengan menggambarkan penyebaran dan merekonstruksi kondisi
alamiah tertentu secara meruang, yang dinyatakan dengan titik, garis, symbol
dan warna.
Pelaksanaan pekerjaan pemetaan dapat dilakukan secara langsung di lapangan dan
dengan bantuan interpretasi dan analisa foto udara (‘citra’). Pengertian
Pemetaan Geologi | Pemakaian Kompas dalam Pemetaan
Skala yang dipilih, tergantung dari ketelitian dan tujuan. Berdasarkan atas
ketelitian yang diinginkan harus disesuaikan dengan besar kecilnya skala, makin
teliti data yang diinginkan, makin besar skala yang dipakai, sehingga
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok peta:
·
Peta detail,
·
Peta Semi detail
·
Peta pendahuluan.
Pemetaan secara langsung di lapangan
pada umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara,yaitu :
1.
Cara Pengukuran Lapangan
2.
Cara plotting pada peta dasar.
Pemetaan dengan cara Pengukuran
Teknik pemetaan ini, didukung oleh peralatan atau pesawat ukur, yang
mendeteksi, mengambil dan memindahkan data ukur kedalam daftar tabulasi dan dengan
menggambarkan langsung titik, garis, bidang dan ruang dan juga data laing yang
sehubungan dengan kebutuhan keatas kertas gambar. Peralatan yang sering dipakai
dalam pengukuran, adalah kompas geologi, theodolite, WP, dan Plane
Table.
Pemakaian Kompas dalam Pengukuran/
Pemetaan,
Cara pemetaan dengan memakai kompas,
biasanya dilakukan pada daerah yang tidak meemiliki peta dasar, yang
dilaksanakan pada pemetaan pendahuluan. Sebagaimana Pemetaan dengan menggunakan
peralatan lainnya, maka cara pemetaan dengan menggunakan kompas geologi; adalah
dengan membuat lintasan-lintasan, dimana tiap-tiap lintasan dihubungkan satu
sama lain secara teratur maupun dengan random. Lintasan dapat dilakukan dengan
cara membuat Polygon tertutup maupun dengan Polygon terbuka secara teratur dan
tidak beraturan.
Lintasan Polygon :
Litasan polygon adalah suatu
lintasan pengukuran yang dibuat berdasarkan kondisi lapangan :
Lintasan
terbuka, adalah suatu pengambilan litasan
pengukuran yang dimulai dari titik awal yang diikatkan dengan titik pasti dan
lintasan pengukuran diakhiri dengan tidak kembali ketitik awal berupa titik
akhir yang terikat dengan titik pasti maupun titik lepas.
Lintasan
Tertutup, adalah suatu pengukuran, dimana
titik akhir pengukuran berimpit dengan dengan titik awal pengukuran yang
terikat dengan titik pasti.
Detail pengukuran dapat dilakukan
dengan membuat jarring-jaring pengukuran secara random membentuk garis sarang
laba-laba, maupun dengan Grid
.
Pengukuran/ Pemetaan detail dengan
cara Grid
Pemetaan/ pengukuran detail lapangan dengan tata cara membuat grid, adalah cara
pemetaan yang didahului dengan mengadakan orientasi lapangan, untuk menentukan
arah memanjang dan lebar bidang tanah yang akan dipetakan, apabila bentuk
bidang tanah telah diketahui melalui gambar peta sketsa, pertama-tama dibuat
Base Line memanjang membagi dua bidang memanjang bidang tanah. Base line ini
adalah patokan untuk membuat garis-garis berikutnya yang diperlukan dalam
analisis suatu keadaan tertentu, garis-garis berikutnya dibuat sejajar dan
melintang base line (disebut, cross line) dengan interval tertentu sesuai
dengan akurasi kebutuhan analisis. Pengertian Pemetaan Geologi |
Pemakaian Kompas dalam Pemetaan
2.2
Tahapan dalam Perencanaan Bendungan:
1. Studi kelayakan pendahuluan (Pre
Feasibility Study)
2. Studi kelayakan (Feasibility Study)
3. Perencanaan teknis (Detailed Design)
4. Pelaksanaan pembangunan (Contruction)
2.3
Studi Kelayakan Pendahuluan
Pencarian informasi data perencanaan
diperlukan kegiatan penyelidikan pada data-data yang akan dijadikan bahan
analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studi kelayakan pendahuluan
terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah terkumpul,
selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap dan penelitian
geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan-perhitungan teknisdan
ekonomis yang masih bersifat sederhana, penentuan lokasi proyek dan desain
yangsederhana pula.Data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Peta-peta topografi
b. Peta-peta geologi.
c. Foto udara
d. Data klimatologie.
e. Data hidrologif.
f. Data jaringan irigasi (pengairan)
g. Lain-lain (Land use, kehutanan,
perkebunan, data tenaga listrik, bangunan-bangunan lama).
BAB
III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Jika kita membicarakan permukaan
bumi, berarti kita membicarakan segala bentuk kenampakan yang ada di permukaan
bumi, baik berupa gunung, pegunungan, bukit, sungai, laut, selat, danau, kota,
jalan, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk kenampakan bumi juga
mempunyai ukuran yang berbeda-beda.Bentuk yang luas perlu digambar secara luas,
sedangkan bentuk yang sempit digambar secara sempit.Dengan demikian, dibutuhkan
adanya skala.
Demikian juga penggambaran pada
bidang datar, berarti kita harus mengenal macam-macam proyeksi peta.Berarti
dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam mempelajari peta kita tidak boleh
meninggalkan simbol, skala, dan proyeksi agar kita memiliki kemudahan dalam
membaca dan menafsirkan peta.
1.2
Saran
Dari uraian diatas
kita telah mengetahui apa yang dimaksud dengan peta dan apa saja manfaatnya
bagi kehidupan kita, jadi penulis berharap kepada semua pembaca maklah ini agar
dapat mengerti apa yang dimaksud dengan peta dan apa saja manfaatnya bagi
kehidupan kita yang ada di muka bumi ini.
LAMPIRAN
TUGAS KELOMPOK
UNTUK MAHASISWA KELAS E & F MATA
KULIAH SI-113 GEOLOGI TEKNIK 3 sks – SEMESTER GANJIL, TAHUN AJARAN 2013/2014 –
ITENAS, BANDUNG
I. TUGAS I: Menggambar
Peta Kontur dengan Interval Kontur (IK) 50 meter.
1. Buat/Kerjakan
Peta Kontur pada Gambar B yg
merupakan proyeksi bidang datar pada Gambar A.
2. Caranya sebagai
berikut:
a. Hubungkan 2
(dua) titik yang berdekatan dengan sebuah garis (lihat contoh pada Gambar B);
b. Garis tersebut
saudara bagi secara proporsional, misalkan dibagi menjadi 4 atau 5, beri angka
50, 100, 150, 200, 250 dan seterusnya, yaitu mulai dari elevasi terendah sampai
ke elevasi tertinggi;
c. Kerjakan secara
berulang untuk minimal 24 (dua puluh empat) pada Gambar B. Setelah selesai,
kemudian hubungan dengan garis seluruh titik-titik yang memiliki
ketinggian/elevasi yang sama. Misalkan dimulai untuk titik dengan
elevasi/ketinggian 250 meter. Lanjutkan untuk titik-titik yang memiliki
ketinggian/ elevasi lainnya, yaitu 50, 100, 150 dan 200; dan
d. Setelah seluruh
titik-titik yang memiliki ketinggian/elevasi yang sama selesai dihubungkan
dengan garis, maka saudara telah membuat/menggambar Peta Kontur dengan IK 50
meter.
II. TUGAS
II: Menghitung Dimensi Bendungan
(Skala Peta 1:25.000).
1. Baca elevasi
kontur Gambar di bawah ini, yaitu dari elevasi 400 meter s/d 1.500 meter.
2. Pertebal garis
kontur pada elevasi 400 meter dan 500 meter di sekitar sungai Cipeles.
3. Periksa/Perhatikan
Garis/Penampang A-B sebagai Poros Rencana Bendungan:
a. Berapa derajat
arah Garis/Penampang AB terhadap arah Utara Peta;
b. Garis/Penampang
A-B akan memotong kontur 500 m, berapa meter panjang garis A-B ?;
c. Bila tinggi
bendungan adalah 100 meter (elevasi 400 meter, sedangkan mercu bendungan 500
meter). Hitung luas penampang bendungan pada Garis A-B; dan
d. Bila tinggi air
adalah 100 meter (pada elevasi 500 meter) dari Bendungan. Hitung luas dan
volume genangan rencana waduk/bendungan Cipeles ?.
III. TUGAS III: Menggambar
Peta Geologi pada Lokasi Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat.
a. Beri warna
sebaran lapisan Qat, dan lapisan lainnya (no. 4 s/d 9) pada Peta Geologi;
b. Perhatikan
Garis/Penampang A-A’ (memanjang Sungai Citarum). Tentukan besarnya sudut
kemiringan lapisan tanah/batuan terhadap bidang datar/horizontal pada penampang
A-A’ tsb.;
c. Berapa panjang,
lebar dan tinggi (dalam meter) bendungan Jatiluhur tersebut.